Di balik penjualan saham perdana Facebook Inc. yang fenomenal pekan lalu, ada banyak orang-orang yang menjadi "konglomerat" mendadaK. Tak usahlah menyebut investor-investor besar seperti penyanyi U2 Bono, Sean Parker, yang pertama kali mengundang investor atau raja-raja minyak Rusia yang memborong saham situs ini. Ada satu nama penjual karpet yang meraih untung besar dari saham Facebook. Penjual karpet? Ya betul. Pejman Nozad namanya.
Pada 2005, salah satu tangan kanan Zuckerberg, Sean Parker, datang kepada Nozad. Dia dengan sedikit mengiba-iba meminta Nozad mengizinkan Facebook menyewa gedungnya di University Avenue Nomor 165, Palo Alto, California
. Gedung ini dimiliki oleh rekan Nozad. Ini bukan perjanjian sewa biasa. Namun, ia diberi tawaran membeli saham Facebook seharga US$ 50.000 (sekitar Rp 450 juta).
Rekan Nozad menolak mentah-mentah. Facebook saat itu baru berumur setahun dan belum dilirik oleh investor. "Bisnis kami adalah real estate, bukan investasi," kata teman Nozad marah. Namun, Nozad akhirnya menyetujui. Saham Facebook yang dimiliki pedagang karpet itu kini setara dengan dengan US$ 50 juta (sekitar Rp 450 miliar).
Nozad, 43 tahun, yang kini berhenti berjualan karpet mengingat masa-masa suram itu. Dia menuturkan, saat itu Sean Parker datang kepadanya. Parker mengatakan gedung yang akan disewa itu punya karma atau hoki yang baik. Soalnya, gedung itu pernah dipakai perusahaan start up, Pay Pal, dan sukses.
Nozad berkunjung ke kantor Facebook yang ada di atas restoran sushi. "Saya bertemu Zuckerberg dan Sean Parker. Mereka memberikan gambaran yang mengejutkan tentang masa depan Facebook," katanya. Nozad akhirnya setuju menyewakan gedungnya, tapi dia ingin menanamkan duitnya di Facebook. Namun, Parker menolak.
Beberapa hari kemudian Parker datang kepadanya dan setuju menawarkan untuk membeli saham Facebook seharga US$ 49.998,04 dan menyewa ruangannya. Namun, Facebook menolak untuk menyewa ruang tambahan. Negosiasi alot ini tak banyak menguntungkan Nozad zaat itu.
Kala itu, Nozad seolah seperti sedang bernasib buntung. Akan tetapi, dia tak akan pernah menyesal atau menangisi kejadian itu. Dia kini tak lagi berjualan karpet. Dia menanamkan duitnya ke 50 perusahaan start up (perusahaan yang baru tumbuh) sekelas Dropbox Inc., situs berbagi file atau Path Inch, situs jejaring sosial berbagi musik.
"Saya dikelilingi begitu banyak wirausaha dengan prestasi mengejutkan," katanya. "Kadang, Anda rugi di satu tempat dan mendapat untung di tempat lain."
Penjualan saham Facebook telah melambungkan Nozad dan juga banyak orang-orang biasa lainnya. Harga selembar saham Facebook Jumat lalu mencapai US$ 38,23. Harga itu di atas harga perdana US 38. Yang paling banyak menangguk untung pastilah Mark Zuckerberg, pendirinya. Lelaki yang berusia 28 tahun ini diperkirakan memiliki kekayaan dari saham Facebook senilai US$ 20, 3 miliar (sekitar Rp 182,7 triliun).
Orang-orang yang membeli saham Facebook di tahap awal kini seperti "kebanjiran" uang. Dokter gigi ayahnya, sebagai contohnya, kini punya saham seharga US$ 76 juta (Rp 684 miliar). Kalau orang biasa biaya kaya mendadak seperti itu, jangan tanya kekayaan yang didapatkan Bono yang menanamkan dana US$ 1 miliar di tahun awal. Bono menyuntikkan investasi lewat Elevation Partners. Bono tak mau menjawab saat ditanya soal ini.