Ada kekhawatiran yang sangat dalam oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), mengenai krisis di Suriah. Yaitu implikasi dari kontrol terhadap berbagai gerakan Jihad Islam yang semakin berkembang dan berkali-kali memenangkan pertempuran di Suriah.
Pejabat senior AS, pada sebuah pertemuan dengan sejumlah wartawan di London kemarin (09/01). Menyatakan bahwa situasi politik memerlukan solusi politik konkrit di Suriah, tetapi semua itu belum sampai mencapai konkrit. Karena saat ini situasi di Suriah semakin hari semakin tidak menentu.
AS merasa khawatir dengan kemenangan dari beberapa organisasi jihad Islam seperti Jabhah Nushrah yang beraliansi dengan Ikhwanul Muslimin dan Front Kemenangan Suriah yang berafiliasi dengan Al Qaedah di Irak. "Ini sudah menjadi sangat mengkhawatirkan, bahwa kelompok-kelompok radikal Islam telah menguasai berbagai sarana publik di Suriah, mereka semakin cepat memenangkan pertempuran dengan Pemerintah otoriter rezim Assad. Kita bergembira rezim Assad sudah semakin terdesak, tetapi kita juga sedih karena yang memenangkan pertempuran adalah organisasi teroris, seperti Front Kemenangan Suriah dan Jabhah Nushrah," ungkap pejabat tersebut.
Amerika berharap bahwa kemenangan atas pertempuran itu dimenangkan oleh orang-orang yang moderat, bukan oleh organisasi teroris (versi Amerika). Hal ini menjadikan Amerika semakin waspada jika kemenangan-kemenangan itu benar-benar terjadi dan nantinya ada pemerintahan Islam di Suriah.
Sebagaimana di lansir dari beberapa , bahwa kelompok-kelompok jihad Islam telah menguasai
Aleppo, sebuah wilayah yang strategis di Suriah. Kemenangan ini hasil dari serangan gabungan antara Jabhah Nushrah dan Front Kemenangan Suriah, kedua organisasi Jihad Islam ini telah mematahkan serangan-serangan pasukan dari pemerintahan Suriah rezim Assad.
Saat ini Jabhah Nushrah dan Front Kemenangan Suriah telah mengendalikan kota Aleppo.
Jabhah Nushrah yang mendapatkan "stempel" teroris oleh Amerika Serikat ini merupakan bentukan dari Ikhwanul Muslimin. Banyak yang mengira bahwa Jabhah Nushrah adalah berafiliasi dengan Al Qaedah. Untuk kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda adalah Front Kemenangan Suriah.
Jabhah Nushrah sendiri dibentuk oleh gerakan Ikhwanul Muslimin di Turki, yang markasnya berada di pinggiran wilayah antara Turki dan Suriah. Jabhah Nusrhah sendiri dibawah komando Dewan Militer yang langsung dipimpin oleh Mohamad Faruq Tayfur, dan merupakan wakil dari Ikhwanul Muslimin di Suriah.
Mohamad Faruq Tayfur merupakan komandan perang Hama pada tahun 1981 yang ketika itu Ikhwanul Muslimin berusaha untuk membela diri dari gempuran dan serangan pembantaian pemerintah Suriah. Hingga puluhan ribu anggota Ikhwanul Muslimin (insya Allah) syahid. Pemerintah Suriah saat itu membantai anak-anak, wanita yang terindikasi dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.
Adanya rumor bahwa Jabhah Nushro adalah berafiliasi dari Al Qaeda adalah dari kaum Syi"ah yang ingin membuat stigma negatif terhadap Jabhah Nushro. Amerika sendiri mengetahui bahwa Jabhah Nushro merupakan afiliasi dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang mempunyai perencanaan strategi militer yang matang dan peralatan tempur terbaru. Amerika Serikat tidak menginginkan bahwa Jabhah Nushro mampu menguasai Suriah sehingga kasus Mesir, Turki, Maroko, Tunisia, Libya dan Gaza terulang. Karena semuanya dikuasai oleh gerakan Ikhwanul Muslimin.
"Kami (Amerika) sudah mencium gelagat Ikhwanul Muslimin yang mencoba untuk membuat sebuah negara kesatuan," kata Pejabat Senioar AS tersebut.