Bahasa tubuh orang berbohong menurut DR. Paul Ekman, seorang ahli bahasa tubuh dan ekspresi. Bagaimana cara mengetahui seseorang sedang berbohong atau berkata jujur? Jawabannya cukup sulit, kecuali kalau kamu seorang ahli hipnotis atau pandai dalam membaca bahasa tubuh. Untuk mempelajari ilmu hipnotis mungkin diperlukan waktu beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun baru bisa menguasainya. Tapi untuk mempelajari bagaimana bahasa tubuh orang yang sedang berbohong diperlukan waktu yang lebih singkat. Karena itulah di sini saya hanya akan membahas bagaimana mengenali bahasa tubuh orang berbohong. Untuk masalah hipnotis bisa dibagikan lain waktu.
Menurut DR. Paul Ekman, cara paling mudah untuk mengetahui seseorang berbohong atau tidak adalah dengan melihat bahasa tubuh orang tersebut. Menurutnya, seorang pembohong memiliki gerakan tubuh yang sangat khas. Menghindari kontak mata dengan korbannya, menyentuh bagian muka, mata, wilayah tenggorokan, leher, menutup mulut, menggaruk hidung dan bagian belakang telinga.
Mari saya jelaskan satu persatu
Mata
Mata adalah gerbang jiwa, jendela menuju hati. Mata bisa berbicara banyak hal. Ini bukan ungkapan main-main. Saat seseorang sedang berbohong, mata orang tersebut selalu berupaya melihat ke arah lain, bukan ke arah lawan bicara. Gerakan mengalihkan pandangan ini, biasanya diikuti dengan menyentuh atau menggosok mata. Seperti terasa gatal padahal tidak.
Menutup mulut
Menutup atau menyentuh mulut adalah gerakan yang paling sering dilakukan seseorang saat berbohong terutama anak-anak yang masih polos. Biasanya disertai dengan berbatuk atau dehem (ehemmm). Reaksi menutup mulut dan berbatuk ini adalah refleks. Tanpa disadari otak kita menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang kita ucapkan.
Menyentuh hidung
Gerakan menyentuh hidung relatif lebih halus dibandingkan dengan gerakan tutup mulut tadi. Orang yang sedang berbohong dengan sendirinya akan mengusap bagian bawah hidung baik secara lembut atau cepat. Jadi, bukan tanpa alasan kalau Pinokio hidungnya memanjang saat dia berbohong. Kenapa bukan telinganya yang memanjang, kenapa bukan mulutnya saja yang panjang seperti Tukul Arwana, Kenapa harus hidung? Mungkin karena hidung sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah kebohongan.
Garuk-garuk
Gerakan garuk menggaruk (padahal tidak gatal) sering dilakukan oleh para pembohong seperti leher, belakang telinga, hidung dan mata. Gerakan garuk garukan ini menunjukkan bahwa si pembohong sedang gugup menghadapi lawan bicara nya. Beberapa bagian tubuh akan seperti terasa gatal. Ini masih satu kesatuan dengan menyentuh hidung. Tapi awas, jangan sampai orang yang digigit nyamuk kamu cap sebagai pembohong.
Wajah
Saat berbohong, akan ada perasaan takut atau cemas (takut ketahuan). Wajah yang berkeringat, tarikan nafas dalam, bibir jadi kering (pecah-pecah, tenggorokan sakit dan susah buang air besar). Muka berangsur-angsur menjadi pucat seperti terkena penyakit anemia.
NB: Bahasa tubuh orang berbohong ini hanya berlaku bagi para pembohong yang masih amatiran. Kalau orang yang sudah ahli dalam bidang bohong-berbohong, rata-rata sudah bisa menguasai keadaan dan menyembunyikannya. Tapi setidaknya kamu tidak akan mudah dibohongi, karena sudah tau bagaimana bahasa tubuh orang berbohong.
Menurut DR. Paul Ekman, cara paling mudah untuk mengetahui seseorang berbohong atau tidak adalah dengan melihat bahasa tubuh orang tersebut. Menurutnya, seorang pembohong memiliki gerakan tubuh yang sangat khas. Menghindari kontak mata dengan korbannya, menyentuh bagian muka, mata, wilayah tenggorokan, leher, menutup mulut, menggaruk hidung dan bagian belakang telinga.
Mari saya jelaskan satu persatu
Mata
Mata adalah gerbang jiwa, jendela menuju hati. Mata bisa berbicara banyak hal. Ini bukan ungkapan main-main. Saat seseorang sedang berbohong, mata orang tersebut selalu berupaya melihat ke arah lain, bukan ke arah lawan bicara. Gerakan mengalihkan pandangan ini, biasanya diikuti dengan menyentuh atau menggosok mata. Seperti terasa gatal padahal tidak.
Menutup mulut
Menutup atau menyentuh mulut adalah gerakan yang paling sering dilakukan seseorang saat berbohong terutama anak-anak yang masih polos. Biasanya disertai dengan berbatuk atau dehem (ehemmm). Reaksi menutup mulut dan berbatuk ini adalah refleks. Tanpa disadari otak kita menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang kita ucapkan.
Menyentuh hidung
Gerakan menyentuh hidung relatif lebih halus dibandingkan dengan gerakan tutup mulut tadi. Orang yang sedang berbohong dengan sendirinya akan mengusap bagian bawah hidung baik secara lembut atau cepat. Jadi, bukan tanpa alasan kalau Pinokio hidungnya memanjang saat dia berbohong. Kenapa bukan telinganya yang memanjang, kenapa bukan mulutnya saja yang panjang seperti Tukul Arwana, Kenapa harus hidung? Mungkin karena hidung sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah kebohongan.
Garuk-garuk
Gerakan garuk menggaruk (padahal tidak gatal) sering dilakukan oleh para pembohong seperti leher, belakang telinga, hidung dan mata. Gerakan garuk garukan ini menunjukkan bahwa si pembohong sedang gugup menghadapi lawan bicara nya. Beberapa bagian tubuh akan seperti terasa gatal. Ini masih satu kesatuan dengan menyentuh hidung. Tapi awas, jangan sampai orang yang digigit nyamuk kamu cap sebagai pembohong.
Wajah
Saat berbohong, akan ada perasaan takut atau cemas (takut ketahuan). Wajah yang berkeringat, tarikan nafas dalam, bibir jadi kering (pecah-pecah, tenggorokan sakit dan susah buang air besar). Muka berangsur-angsur menjadi pucat seperti terkena penyakit anemia.
NB: Bahasa tubuh orang berbohong ini hanya berlaku bagi para pembohong yang masih amatiran. Kalau orang yang sudah ahli dalam bidang bohong-berbohong, rata-rata sudah bisa menguasai keadaan dan menyembunyikannya. Tapi setidaknya kamu tidak akan mudah dibohongi, karena sudah tau bagaimana bahasa tubuh orang berbohong.